Stop Polusi Udara, Stop Pneumonia!

Tau ga sih kalau pneumonia menjadi penyakit penyebab kematian anak nomor 1 di dunia dan menjadi penyakit pembunuh balita terbesar ke-2 di Indonesia? Pneumonia membunuh satu juta anak setiap tahunnya. Sayangnya belum banyak orang tau tentang penyakit pneumonia.

Pneumonia merupakan peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi yang dapat menimbulkan gejala ringan hingga gejala berat. Beberapa gejala yang umumnya dialami penderita pneumonia adalah batuk berdahak, demam dan sesak nafas. Penyakit pneumonia juga dikenal dengan istilah paru-paru basah. Dalam kondisi ini infeksi menyebabkan peradangan pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru. Sehingga, alveoli bisa dipenuhi cairan atau nanah dan menyebabkan penderita sulit bernafas. Banyak loh yang menjadi pemicu penyakit pneumonia ini, mulai dari buruknya sanitas di lingkungan anak, penanganan yang terlambat juga akibat polusi udara, apalagi di kota-kota besar kaya Jakarta kan.

Langit Jakarta emang gitu ya, seringkali terkontaminasi polusi udara

Di peringatan Hari Pneumonia Sedunia (HPS) #HPS2021, 12 November lalu senang sekali bisa ikut serta mengikuti webinar "Stop Polusi Udara, Stop Pneumonia" yang diselenggarakan Kantor Berita KBR bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Save the Children Indonesia, Vital Strategies, Every Breath Counts, Clean Air Catalyst dan USAID.

Webinar Stop Polusi Udara, Stop Pneumonia

Selama mengikuti webinar "Stop Polusi Udara, Stop Pneumonia" banyak sekali insight baru yang kudapatkan dari para narasumber. Di Jakarta, polusi udara menjadi faktor risiko utama ketiga kematian anak setelah malnutrisi dan sanitasi. Ahh padahal udara menjadi faktor yang penting ya untuk hidup dan kehidupan, tanpa udara tentu kita tidak bisa bernafas. Dan ternyata dua di antara tiga faktor utama kematian anak di Jakarta ternyata berkaitan erat dengan pneumonia, sanitasi dan udara buruk!

Polusi Udara, Salah Satu Faktor Penyebab Pneumonia

Save the Children Indonesia menjadi salah satu NGO yang berperan aktif untuk memberikan edukasi dan kampanye #StopPneumonia pada anak. Bahkan Save the Children menggagas program "Child Save Guarding Policy." Program ini berasal dari realita di lapangan bahwa masih banyak terjadi kasus-kasus kekerasan pada anak, tidak hanya secara fisik, tapi juga verbal, mental bahkan faktor kesehatan seperti tercemarnya udara di dalam rumah karena asap rokok. Program ini juga menggagas kampanye bebas polusi udara bagi anak baik di dalam dan di luar rumah tangga, ya karena polusi udara ini menjadi salah satu faktor pemicu penyakit pneumonia pada anak.

Program dan kampanye untuk mengurangi polusi udara di DKI Jakarta juga menjadi salah satu upaya yang digalakkan Save the Children Indonesia untuk mengurangi faktor risiko pneumonia pada anak. Karena seperti yang kita tahu bahwa kualitas udara Jakarta memang banyak mengalami polusi akibat kendaraan bermotor, aktivitas pabrik dan aktivitas rumah tangga. Bahkan emisi PM 2,5 dari bahan bakar kendaraan menjadi salah satu polutan berpartikel kecil yang dapat berpenetrasi menembus paru-paru dan jantung serta berkontribusi besar pada kasus kematian akibat gangguan kesehatan akibat pencemaran udara. Betapa berbahayanya polusi udara karena polutan ini akan menyerang ke hampir semua organ tubuh manusia.
Sumber Pencemar Udara
Sumber Foto: Pinterest

Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi mengurangi polusi udara? 

  • Menggunakan transportasi massal setiap melakukan perjalanan.
  • Menanam pohon di lingkungan kita tinggal.
  • Uji emisi kendaraan bermotor secara berkala.
  • Menggunakan bahan bakar kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
  • Tidak membakar sampah.
  • Menghemat konsumsi energi/listrik.
Dengan melakukan hal-hal tersebut kita sudah berperan aktif loh menjaga lingkungan dari risiko polusi udara, jika kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan secara konsisten oleh semua masyarakat tentu dampak dan mafaatnya dalam mengurangi polusi udara akan terasa yaa, dan faktor pneumonia yang berasal dari polusi udara pun bisa berkurang. Tentunya semua demi kebaikan kita semua, terutama anak-anak.

Klasifikasi dan Gejala Pneumonia

Pneumonia seringkali tidak disadari oleh masyarakat awam karena gelaja-gejala yang ditimbulkan dan mayoritas menilai gejala tersebut hanyalah batuk biasa. Gejala yang muncul saat mengidap pneumonia akan sangat bervariasi tergantung pada penyebab, tingkat keparahan penyakit, usia dan kondisi kesehatan penderita secara umum. Gejala tersebut dapat berkembang secara tiba-tiba atau perlahan selama 24-48 jam.

Variasi gejala pneumonia bisa mulai dari gejala yang ringan seperti flu hingga gejala sedang atau berat sebagai berikut:
  • Demam
  • Batuk kering, batuk berdahak kental berwarna kuning dan hijau atau batuk berdarah
  • Sesak nafas
  • Berkeringan
  • Menggigil
  • Nyeri dada ketika menarik nafas atau batuk
  • Mual atau muntah
  • Diare
  • Selera makan menurun
  • Lemas
  • Detak jantung meningkat
  • Bau mulut
Pneumonia bisa menyerang siapa saja, namun perlu kita perhatikan bahwa lansia di atas 65 tahun dan anak-anak usia kurang dari 2 tahun lebih rentan terkena pneumonia berat!

Selain gejala-gejala di atas pneumonia pada bayi dan anak-anak bisa juga menimbulkan gejala berupa lemas, rewel, nafas yang cepat (takipnea), nafas berbunyi atau mendengkur, sulit bernafas, adanya tarikan (retraksi) otot-otot leher, dada dan perut disertai usaha yang berat untuk bernafaas, serta terkadang bibir dan ujung-ujung jarinya membiru (sianosis).
Klasifikasi Pneumonia
Sumber: Webinar Stop Polusi Udara, Stop Pneumonia

Pnenumonia pun memiliki tiga klasifikasi yakni pneumonia murni yang sebagian besar bisa disembuhkan, pneumonia dengan penyakit penyerta tingkat kesembuhannya akan bergantung pada penyakit dasar yang diidap pasien dan pneumonia berat/komplikasi dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, jika sudah muncul gejala-gejala pneumonia di atas harus segera memeriksakan pasien ke dokter untuk pemeriksaan dan perawatan lanjut. Ingat yaa keterlambatan perawatan medis dapat memperburuk kondisi pasien atau memperparah level pneumonia! Yuk senantiasa jaga lingkungan dan jaga kesehatan kita.


9 comments

  1. Orang kantor saya ada yang sakit pneumonia, lalu dia cuti hampir setahun untuk penyembuhan di negaranya.

    Ternyata penyakit ini penyebab kematian anak nomor 1 di dunia!! serem juga.

    Ya ampun, jadi inget waktu kecil hobi saya bakar sampah, ntah kenapa dulu seru melihat sampah dibakar.

    ReplyDelete
  2. Kalau polusi udara salah satu penyebab munculnya penyakit pneumonia ini, kasihan anak2 ya kak pun tak menutup kemungkinan org dewasa juga bisa terkena. Semoga kita lebih aware pentingnya menjaga kesehatan ya kak..

    ReplyDelete
  3. Ternyata banyak juga pemicu pneumonia di sekitar kita ya..musti benar2 waspada nih. Terima kasih sharingnya Kak

    ReplyDelete
  4. Webinar yang sarat akan ilmu, sekaligus mengingatkan kita para pembaca nih untuk terus peduli pada lingkungan. Menjaga lingkungan menjaga kesehatan, kalau udara segar dan terjaga kualitasnya, pneumonia bisa dikurangi nih. Termasuk perlu mengurangi penggunaan kendaraan, dan sumber-sumber polusi udara lainnya ya, Kak.

    ReplyDelete
  5. Seringkali masalah yang paling sulit adalah menerapkan displin pada masyarakat dalam kontribusinya untuk mengurangi polusi udara. Hal ringan saja menggunakan transportasi massal. Jika di luar negeri orang-orang lebih banyak berjalan kakai, bersepeda dan menggunakan transportasi umum. Lain halnya dengan di kita, khususnya Jakarta.
    Padahal impact nya sangat besar dalam mengurangi polusi udara yg terjadi.

    ReplyDelete
  6. Dan jangan merokok dekat balita. Itu juga bahaya banget buat paru-paru. Padahal nggak sedikit bayi yang meninggal akibat ayahnya yg suka ngerokok dekat-dekat anaknya. Huhu

    ReplyDelete
  7. Wah aku jadi makon was was nih karena punya dua balita. Makany aku tuh dr dulu suka pakai masker kalo berkendara karena emang aku sendiri punya sakit paru semasa kecil.


    Alhamdulillah kami mulai menanam pohon kecilan2 depan rumah. Ya mulai dr yg mudah bagi kami smga menjadi langkah kecil ya untuk lingkungan kita

    ReplyDelete
  8. Polusi udara ini memang menjadi salah satu akibat yang sulit untuk dihindari, apalagi dengan berkembangnya segala hal. Bentuk penanganan nyata kerap kembali ke diri kita masing-masing.

    Dengan kepedulian, semestinya ini bisa dikendalikan. Apalagi bisa menyebabkan Pneumonia. Wah, perlu disikapi secara lebih serius lagi ya, kak.

    ReplyDelete
  9. Isu polusi udara di kota2 besar Indonesia emang perlu jadi perhatian sih. Biar warganya bisa sehat dan terbebas dari Pnenumonia. Dari artikel ini jadi tau apa aja gejalanya dan cara mencegah polusi udara, great article 😁

    ReplyDelete

your comment awaiting moderation