Sosmed Berkah atau Toxic?

Wahhhh, banyak perdebatan memang yaa tentang penggunaan sosmed yang semakin tenar dan terasa tak terpisahkan dari akivitas sehari-hari para muda mudi ibukota. Sampai-sampai beredar perseteruan opini sosmed berkah atau toxic, hemm. Jika melihat sosmed hanya sebatas platform entertainment tanpa adanya manfaat informasi, inspirasi, mengasah kreativitas bahkan ke tahap monetisasi sudah pasti banyak opini yang menyudutkan sosmed sebagai toxic, karena kecanduan gawai dan tak bisa produktif melakukan aktivitas lainnya.

Aku sendiri sebetulnya mengenal sosmed, FaceBook, Friendster sejak jaman SMA tapi ya tidak terlalu paham dan belum memasuki dunia sosmed, karena keterbatasan gadget dan akses intenet. Salah satu memori yang ku ingat, aku membuat akun Twitter pertama kali tahun 2010 saat tahun-tahun pertama kuliah di Jakarta, kemudian mulai membuat blogspot di tahun 2012 untuk mengunggah tugas-tugas kuliah, dan akhirnya menjelma menjadi blog hallowulandari sekarang ini.

Monetisasi Blog dan Sosmed

So far, sepengalamanku menggunakan sosial media, platform ini banyak memberikan berkah buatku, mulai dari membangun networking, berkomunitas, sarana komunikasi jarak jauh, bahkan aku mengkategorikan sosmed sebagai aset digital yang bisa dimonetisasi sebagai sumber penghasilan. Dan jika dipikir-pikir, aku sudah memanfaatkan dan memonetisasi sosmed sejak tahin 2014-an sejalan dengan masa-masa awal aku meniti karir setelah lulus kuliah. Dipikir-pikir, aku bisa mandiri secara finansial, mencukupi kebutuhan pokok dan sedikit demi sedikit menyicil mimpi-mimpi masa depan ya berkat berkah dari membuat konten via sosmed dan blog.

Manfaatkan Blog dan Sosmed sebagai Aset Digital Produktif!

Karena aku sudah melihat peluang bisnis atau pun peluang monetisasi blog dan sosmed makanya aku mengkategorikan blog dan sosmed sebagai aset digital produktif. Aku bisa memaksimalkan penggunaan blog dan sosmed sebagai sumber penghasilan tambahan secara tak terbatas yaa. Ini bergantung sekali dengan kualitas blog dan sosmed, penawaran dari brand serta peluang-peluang kerjasama yang bisa kita dapatkan.

Beberapa tahun belakangan ini aku memang sudah mulai rajin mencatat keuangan dan mengatur financial planning yaa, sempat suatu waktu aku tak menyangka kalau pendapatan kerjaku dari blog dan sosmed setara dengan gajiku dari kantor! Woooww, it means a lot for me that time! 

Jadi, pertanyaan dan perseturan soal berkah atau toxic nya sosmed menurutku kembali lagi ke persepsi dan cara kita memanfaatkan blog dan sosmed tersebut yha. 

20 comments

  1. Mantap, semoga semua yang baca postingan ini ikut kena vibe bisa dapet cuan dari blog..hehe.

    Nice post!

    ReplyDelete
  2. Nah, saya sukaaa mau nulis blog tapi scroll sosmed dulu ujung2nya ga nulis2. Hiikkkzz..dan senengnta sihh sosmed saya bisa menghasilkan.. ngga cuma poss suka2 aja..

    ReplyDelete
  3. saat pandemi tahun lalu, sosmed jadi berkah buat diriku. Pundi pundi tabungan sangat terbantu sih kak, lumayan banget buat menyambut tahun 2022 ini hehehe

    ReplyDelete
  4. Saya baru punya Facebook itu tahun 2007, Mbak. Itu pun akun FB dan emailnya dibikinkan adik hahaha. Lalu blog mulai 2014, karena ikut kelas menulis novel dan tugasnya diposting di blog hehehe.
    Dan menurut saya, kehadiran sosial media berkah bagi saya. Saya bisa promo tulisan saya, bisa dapat job, plus nambah teman juga. Intinya, kalau sosial media kita manfaatkan dengan bijak, maka akan membawa manfaat dan kebaikan.

    ReplyDelete
  5. Bisa dua duanya yaa kak. Bisa jadi toxic kalau kita ga pandai ngefilter. Bisa juga jadi berkah buat penghasilan tambahan heeheh

    ReplyDelete
  6. Berkah dong, karena kan dapat menjadi peluang mendapatkan cuan dan juga ladang amal.
    Oleh karenanya medsos harus dimanfaatkan untuk hal yang positif

    ReplyDelete
  7. Sosial media emang seperti 2 sisi koin ya, mba
    Untuk digital creator seperti kita, cocok untuk dimonetasi
    Media sosial udah toxic menurut saya tergantung siapa yang kita follow sih
    Kalau following kita bikin kita insecure, lebih baik diunfollow saja
    Saya pernah soalnya, liat akun temen yang ina-inu bikin insecure, yasudah saya unfollow dan hidup saya kembali tentram

    ReplyDelete
  8. Wah aku mau cerita nih mbak. Dulu sih aslinya aku gak kepikiran buat nyatetin pemasukan dari blog. Mungkin karena udah kerja di kantor dengan gaji tetap ya. Jadi fee dari blog and sosmed dianggep uang jajan aja. Eh, pas udah nyadar pentingnya financial planner, aku catetin dong. Kaget ternyata udah nyaingin gaji kantor. Uwooow

    ReplyDelete
  9. KLO buat aku, sosmed itu pendukung buat cari cuan
    Emang harus pintar pintar ya memanfaatkan sosmed

    ReplyDelete
  10. Ada juga berkah tapi ada juga yg toxic sih kak. Namanya temen ya kadang ada juga yg julidin. Atau ada jg yg ga seneng ama kita. Meski kadang ngga nyinggung langsung tapi kadang mereka bikin status tanpa mention orgnya gitu loh.

    Ini yg lagi kasus hari ini tuh nama & nomor teleponku dipakai utk daftar aplikasi saham. Anehnya, pakai nama emailku yg kehack sejak 6 tahun lalu. Pantesan bisa hilang tuh email. Lha dibuat akun kayak gini. Untung aja dana nasabahku ngga raib. Mgkn aku terlalu umbar kontak diri di sosmed kali yak.

    ReplyDelete
  11. sosmed memang bisa menjadi berkah asal kita bisa memanfaatkannya dengan optimal, jadi benar-benar aset digital yang menghasilkan cuan di jaman now

    ReplyDelete
  12. Sosmed bisa jadi dua sisi mata uang beneran sih ya. Tergantung kita memandang dan menggunakannya seperti apa. Kalau bisa memanfaatkan viral dengan konten berkualitas, waah, sosmed jadi lahan duit banget nih

    ReplyDelete
  13. Alhamdulillah bisa diubah jadi berkah sekarang, dan semoga ya memang makin berkah jadi ladang rejeki yang halal hehe

    ReplyDelete
  14. Setujuuuu, yang penting duku cerdas ya kak pake sosmednya, klo aku berusaha untuk terus produktif berkarya (meskipun kadang masih males-malesan hehe).

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah aku bisa mencari rejeki lewat sosmed, tapi kadang jadi toxic juga buat aku. Jadi kalau dibilang berkah atau toxic? Aku rasa keduanya hahaha

    ReplyDelete
  16. Ya, sosmed ini bukan satu-satunya pisau bermata dua yaa..
    Pokoknya yang ada di gadget itu melenakan. Namun, bisa juga menguntungkan ketika dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya di era digital seperti ini.

    ReplyDelete
  17. Kayanya semua hal emang punya sisi baik buruknya gt yaaaa. Aku percaya sih, kalo niatnya baik, pasti bakal balik ke hal yang baik jugaaaa.. hehe

    ReplyDelete
  18. Kalau masih ada yang bilang sosmed itu toxic, berarti ia belum tahu fungsi sosmed dan berapa banyak peluang yang dihasilkan. Yang sudah tahu malah sekarang sibuk rebutan job receh, tuk beli susu anaknya. Lumayan banget
    (Saking banyak yang terima receh, job dengan budget aduhai jadi sangat jarang. wkwkwk. Tapi itulah yang namanya aset digital. Tergantung kita yang menentukan.)

    ReplyDelete
  19. menurutku yang bikin toxic itu yaa penggunanya dan cara kita menggunakannya. ada aja sih postingan yang netral2 aja eeh dijulidin juga sama orang lain.. dan korbannya gak melulu artis papan atas, kita2 juga bisa aja kena ahhaha

    ReplyDelete
  20. Buat aku dari awal bikin sosmed, ini adalah berkah. Dulu awal mula main sosmed karena mau share kegiatan anak untuk rekomendasi ke emak2. Sekarang sosmed buat kerjaan. Berkah pokoknya. hihi

    ReplyDelete

your comment awaiting moderation