Tentang Malam dan Puisi

Suatu malam, di malam yang mendebarkan, karena menunggu kehadiran seseorang.
Yang akan kubacakan sebuah puisi untuknya, entah ia akan datang atau pun tidak.
Ku ingin sampaikan untaian puisi ini lewat suara-suara yang mengudara, disampaikan oleh angin yang berhembus di kala malam di tengah taman dengan suasana nan syahdu.

Aku membacakan sebuah puisi, yang sengaja kutujukan untuknya, tanpa orang lain perlu tahu, cukup kamu yang mengerti dan memahami apa yang kusampaikan malam itu.

Malam puisi adalah perihal perihal mengekspresikan rasa dalam hati,
Terpendam tapi tersebarkan,
Tertutup tapi terbuka,
Rahasia tapi diungkap,
Kalimat-kalimat lugas tapi penuh makna dan interpretasi.



Malam itu, kubacakan sebuah puisi, Di Mata Jendela, karya Daeng Pabhicara

Katamu rindu itu terbuat dari hujan dan kesunyian
Jarak mematangkannya
Segera sebelum sembab tiba di mata
Maka terkutuklah masa lalu
Bila hujan yang dia tumpangi akan menyisakan liur luka di linglung ingatan kita
Aku suka meminjam mata jendela
Membayangkan kamu sebagai hujan
Ingatanku menggigil setelahnya
Sesungguhnya akulah rindu yang selalu hujan di hatimu


Dan puisi ini tersampaikan kepadamu.

No comments

your comment awaiting moderation