Review Buku "Enigma Pusaka di Kepulauan Indonesia: Jejak Ilmu Pengetahuan dalam Khazanah Budaya Nusantara"

Masih ingat dengan buku Kode-Kode Nusantara? Sebuah buku unik nan nyentrik yang membahas persoalan sosial budaya dengan kacamata sains. Kini, kita bisa membaca dan memahami pemikiran-pemikiran nenek moyang yang ternyata tidak sekolot yang orang modern bayangkan dan perbincangkan melalui buku Enigma Pusaka oleh penulis yang sama Hokky Situngkir, dengan narasi dan bahasa yang lebih nyastra. Sentuhan-sentuhan bahasa sastrawi tak lepas dari bantuan Pak Kurnia Efendi yang kerap disapa Pak Kef.

Kita bisa menyelami pemikiran nenek moyang yang sangat cerdas dan sangat erat berkaitan ilmu alam, dan lebih lengkap dengan riset terkini seputar Peta Kekerabatan Kuliner Nusantara, Kosmogram Batak dan peta Batak Pilgrimage.

Menelaah, menelusuri dan mendalami hakikat kepulauan nusantara merupakan serangkaian ikhtiar manusia Indonesia untuk mengenal jati dirinya lebih jauh. Keindahan dan kekayaan ragam budaya di kepulauan nusantara menyimpan enigma (teka-teki, kode-kode) yang melimpah.

Hokky Situngkir, Bapak Kompleksitas Indonesia yang juga merupakan Presiden Bandung Fe Institute mencoba mengungkap kode-kode yang terkandung dalam puluhan ribu warisan nenek moyang nusantara yang telah didata dan dikumpulkan sejak 2007 dalam Perpustakaan Digital Budaya Indonesia (PDBI) yang bisa diakses melalui laman www.budaya-indonesia.org, dengan menggunakan kacamata sains kompleksitas sebagai "pisau analisis" utama.

Hokky menganalisis kode-kode yang terkandung dalam sistem pemerintahan kerajaan, arsitektur, lagu tradisional, kuliner, kalender, hingga batik. Dengan kode-kode tersebut, setiap orang Indonesia dari berbagai daerah bukan hanya bisa mengenal budayanya secara mendalam, tetapi bisa melihat keterikatan dan kekerabatan mereka satu sama lain. Dari beragam warisan tersebut, kita bisa mengetahui berbagai latar belakang pembentuk identitas masyarakat setiap daerah.

Sebagai contoh, sambal dabu-dabu seri dan bakasang menjadi identitas orang-orang di Maluku Utara. Sementara itu, orang Sumatera Utara memiliki sambal andaliman. Siapa sangka, bermacam sambal tradisional nusantara memiliki ikatan kekerabatan satu sama lain. Dengan menggunakan pendekatan yang terinsipirasi dari bioinformatika, Hokky Situngkir, memetakan dan mengukur keragaman dan kekerabatan setiap sambal tradisional tersebut. Pengelompokan etnografis tersebut disusun berdasarkan tingkat pedas, asam, asin dan manisnya cita rasa sambal khas tradisional yang berbeda-beda.

Menurut Hokky, "Tingkat kepedasan atau keasaman sambal menunjukkan bagaimana Indonesia secara kolektif merespons kesediaan bahan dan bumbu rempah di daerah masing-masing." Sama seperti sajian kuliner nusantara, terdapat kemiripan 10% dari bahan-bahan pembuat masakan Indonesia.

Hasil riset dan telaah kode-kode ragam budaya Nusantara yang telah dilakukan Hokky Situngkir dikemas dengan bahasa yang ringan dan santai bersama dengan tim penulis (Kurnia Effendi, Sari Novita, Siti Wulandari, Bunga Indrawati Sekaton dan Vande Leonardo) dalam buku "Enigma Pusaka di Kepulauan Indonesia: Jejak Ilmu Pengetahuan dalam Khazanah Budaya Nusantara" yang terbit pada September 2023.


No comments

your comment awaiting moderation