Masyarakat Adat: The Real Hero Penjaga Hutan dan Alam

Merasa beruntung sejak 2014 sudah dikenalkan dengan khazanah budaya tradisi nusantara dan keragaman masyarakat adat yang ada oleh teman-teman komunitas Sobat Budaya dan rekanan kantor, tempat di mana aku bekerja hingga sekarang. Sudah ku amini sejak saat itu, kalau masyarakat adat dan nenek moyang kita punya ilmu pengetahuan yang adi luhung, hanya saja tidak tercatat rapi dan berserakan melalui tuturan-tuturan lisan yang diceritakan secara turun temurun.

Misalnya saja soal ilmu perbintangan (astronomi yaa bukan horoskop!) tentang panduan-panduan waktu berladang, masa tanam hingga masa panen. Kalendar Bali yang menentukan masa berlayar, atau pun Kalendar Sunda yang juga memberikan panduan-panduan penanda waktu hama menyerang, waktu terbaik bertanam dan waktu panen. Sampai aku tercengang ketika membaca dan hasil riset kalau ada geometri fraktal di balik motif dan pola-pola batik yang digambarkan nenek moyang kita! Amazing bukan?! Oleh karenanya, kami melakukan pendataan atas kearifan dan ilmu-ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakat, terutama masyarakat adat yang bisa diakes di budaya-indonesia.org.

Senang sekali ketika terlibat gerakan menjaga hutan dan lingkungan bersama #EcoBloggerSquad dengan beragam tema dan organisasi, sampai akhirnya bertemua via daring dengan Kak Mina Setra, Sekjen AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara), Deputi IV Urusan Sosial dan Budaya. Sosok aktivis masyarakat adat yang berasal dari suku Dayak Kompang, Kalimantan Barat dalam sesi bincang-bincang "#IndoensiaBikinBangga: Masyarakat Adat yang Kaya Tradisi dan Budaya."

Masyarakat Adat

Masyarakat Adat the Real Hero Penjaga Hutan
Masyarakat Adat: the Real Hero Penjaga Hutan
Dokumentasi Pribadi

Secara definisi baik berasal dari hukum nasional maupun internasional tidak ada defisini khsusu perihal masyarakat adat. Namun, isu masyarakat adat sempat terbahas dalam Deklarasi PBB yang menjamin hak-hak masyarakat adat, yakni hak untuk menentukan nasib sendiri. Dengan demikian, masyarakat adat bebas menentukan status politik dan secara bebas mengembangakan kemajuan ekonomi, sosial dan budayanya masing-masing. Indigenous people have the right to self-determination.

Keberagaman budaya dan sejarah dari masing-masing masyarakat adat yang begitu kompleks, menjadikan masyarakat adat susah didefinisikan secara general. Di Indonesia, terdapat organisasi kemasyarakatan yang menaungi masyarakat adat dari berbagai pelosok nusantara bernama AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara). Sejak kongres pertama AMAN pada tahun 1999, menentukan karakter masyarakat adat berdasarkan lima elemen khasnya.

  1. Wilayah Adat. Wilayah adat menjadi tempat di mana masyarakat adat tinggal dan menetap, berinteraksi dan membangun ikatan yang kuat baik ke sesama komunitas maupun ke alam dan wilayah adatnya. 
  2. Hukum Adat. Terdapat hukum yang berlaku, dihormati dan ditegakan oleh para tetua adat. Hukum adat ini bertujuan untuk menjaga kesimbangan, jika terdapat kesalahan dan pelanggaran hukum adat akan dikenakan denda adat disertai ritual adat untuk menebus kesalahan dan mengembalikan keseimbangan alam.
  3. Aturan Adat. Baik hukum maupun aturan-aturan adat, jarang sekali ditemukan dalam bentuk tertulis, biasanya diutarakan secara lisan secara turun temurun. Baik hukum dan peraturan adat ini diketuhui dan dipatuhi bersama oleh komunitas masyarakat adat.
  4. Perangkat Adat. Perangkat adat layaknya perangkat desa dan perangkat pemerintahan, tokoh-tokoh ini lah yang mengatur dan menjaga keberlangsungan dan peraturan adat di tengah komunitas masyarakat adat. Terdapat berbagai macam nama perangkat adat di masing-masing kelompok masyarakat adat, misalnya saja puun sebagai tetua adat di Suku Baduy, atau pun Temanggung dan Pasirah. 
  5. Spiritual. Masyarkat adat memiliki hubungan spiritual yang kuat antara komunitas dengan alamnya.

Masyarakat Adat: The Real Hero Penjaga Hutan dan Alam

Masyarakat adat telah menjalani aturan-aturan dan hukum adat secara turun temurun mulai dari menjaga alam lingkungannya, menerapkan prinsip mengambil dari alam secukupnya dan tidak mengeksploitasinya karena memikirkan keberlangsungan anak cucunya kelak. Dengan prinsip hidup yang demikian, sejatinya masyarakat adat sudah menjadi the real hero penjaga hutan dan alam sedari dulu. Naasnya, hal tersebut baru disadari dan disoroti belakangan ini, ketika masyarakat global panik menghadapi isu-isu perubahan iklim dan pemanasan global.

Komunitas masyarakat adat menganggap alam dan lingkungannya adalah bagian dari kehidupan sehari-harinya, karena mereka sangat bergantung dengan alam. Sungai, laut, hutan, kebun, ladang adalah pasar bagi mereka, tempat mereka mendapatkan sumber pangan, lauk pauk, buah, sayuran, bumbu hingga tanaman-tanaman herbal.

Leuit Baduy
Leuit Baduy
Dokumentasi Pribadi

Traditional knowledge di masing-masing komunitas masyarakat adat berbeda satu dengan yang lainnya. Misalnya saja di masyarakat adat baduy, ketika aku mengunjungi masyaratk adat baduy mereka mengenalkan sistem rumah panggung di atas batu untuk menghindari risiko gempa bumi dan pendirian leuit sebagai tempat penyimpanan padi jauh dari pemukiman warga, demi menghindari risiko kebakaran dan ludesnya sumber bahan pangan mereka. Selain itu, leuit pun dipercaya bisa menjaga keawetan padi dalam jangka waktu yang lama.

Traditional Knowledge Masyarakat Adat

Masyarakat adat yang seringkali dilabeli sebagai masyarakat terbelakang karena memiliki tingkat pendidikan formal yang berbeda dengan masyarakat moderen, justru memiliki traditional knowledge yang adiluhung dan menjadi soft-skill masyarakat adat untuk bertahan dan melangsungkan hidup dari jaman dahulu kala hingga saat ini.

Mau tahu contoh-contoh traditional knowledge yang perlu kita acungi jempol dan apresiasi?

  • Rumah masyarat adat baduy di atas tumpukan batu yang bermanfaat menahan goyangan gempa;
  • Leuit Baduy untuk menjaga ketahanan pangan;
  • Rumah panggung Minahasa untuk menahan banjir dan serangan binatan buas;
  • Kalendar Bali dan Kalendar Sunda sebagai pertanda waktu berlayar dan bercocok tanam;
  • Sistem irigasi Subak di Bali;
  • Kemampuan menenun dan membatik tanpa adanya gambar-gambar desain sebagai panduan. Para nenek moyang dan masyarakat adat sudah berpikir dan berhitung sejak dalam pikirannya selagi menenun dan membatik.

Itu hanyalah secuil contoh-contoh traditional knowledge masyarakat adat, loh. Masih banyak sekali, ribuan atau bahkan jutaan traditional knowledge masyarakat adat yang lainnya.

Sains di balik Traditional Knowledge Masyarakat Adat

Seperti yang ku ceritakan kalau aku mulai terlibat dengan isu-isu budaya tradisi, terutama persoalan data budayanya ya sejak 2014 bersama dengan teman-teman komunitas dan rekanan kantor yang memang basic-nya riset. Dari sini aku belajar mengapresiasi budaya tradisi tak hanya sekadar objek semata, sama seperti yang disampaikan Kak Mina, bahwa nenek moyang kita, para masyarakat adat, ketika membatik, menenun, dan menganyam ya sekaligus berhitung. Karena memang tidak ada gambar design yang sudah siap untuk ditiru. Masing-masing kerajinan dengan masing-masing tangan yang berbeda, akan menghasilkan kriya dengan tingkat persamaan dan perbedaan yang unik.

Tahukah Kamu Ada Geometri Fraktal di Balik Batik?

Gagasan yang disampaikan Kak Mina memang bukan omong kosong belaka, berdasarkan aktivitas pendataan dan penelitian yang dilakukan rekanan kantor, ditemukan bahwa terdapat geometri fraktal di balik batik! Geometri matematika yang baru ditemukan di tahun 1800-an akhir! Bayangkan nenek moyang kita sudah membuat batik jauh sebelum ditemukannya geometri fraktal, nenek moyang kita sudah berhitung lebih dulu, ya ternyata. Hal-hal seperti ini sih yang membuatku semakin kagum dengan traditional knowledge nenek moyang kita.

Bersyukur, aku masih sedikit mengambil peran menyampaikan informasi-informasi ini kepada adik-adik usia sekolah dasar di pusat pelatihan kantor ku berada.

Aktivitas Membatik
Aktivitas Membatik

Peta Kekerabatan Batik Nusantara
Foto bersama Peta Kekerabatan Batik

Aktivitas Masyarakat Adat Menjaga Hutan dan Alam

  1. Gerakan Rehabilitasi Wilayah Adat. Merupakan aktivitas untuk melakukan penanaman kembali lahan-lahan yang gersang dan rusak agar menjadi hutan kembali.
  2. Sekolah Adat. Terdapat 86 sekolah adat yang tersebar di seluruh nusantara sebagai media pembelajaran dan penyampaian aturan-aturan dan traditional knowledge dari masing-masing komunitas masyarakat adat. Peran penting lainnya yang harus menjadi perhatian, sekolah adat bukan hanya sebagai tempat transmisi knowwledge dari tetua ke anak muda tetapi juga menjaga terpaparnya modernitas yang tidak tersaring kepada generasi-generasi muda masyarakat adat.
  3. Gerakan Pulang Kampung. Barisan Pemuda Adat Nusantara menginisiasi ajakan pulang kampung kepada pemuda-pemuda masyaratkat adat yang tinggal di perkotaan untuk turut menjaga dan mengelola wilayah adatnya.
  4. Mengelola lahan secara arif dan bijaksana, hingga memikirkan keberlangsungan tanah adat bagi generasi anak-cucu berikutnya.
  5. Membangung konservasi pertanian berbasikan pariwisata. 

Polemik Penggusuran Tanah dan Lahan Adat

Di tengah beragam upaya mengatasi pemanasan global dan perubahan iklim, sayangnya masih terjadi insiden-insiden perebutan lahan maupun penggusuran lahan-lahan adat demi kepentingan industri maupun pembangunan perumahan-perumahan elite. Lahan-lahan adat yang senantiasa dijaga secara turun temurun sebagai sumber kehidupan masyarakat adat terancam terkikis hingga hilang. Polemik semacam ini mungkin tidak terlalu santer terjadi di Indonesia, tetapi insiden perebutan lahan hingga terjadinya pembuhanan dan bergelimpangannya korban dan nyawa masyarakat adat di Brazil dan Amerika Latin perlu menjadi refleksi dan perhatian penting masyarakat global. Tersingkirkannya masyarakat adat dan habisnya lahan-lahan adat, tentu menjadi faktor-faktor pendorong lainnya yang akan memperparah kondisi bumi, pemanasan global dan perubahan iklim yang akan terjadi.

Gaya hidup ramah lingkungan dan menyatu dengan alam seperti tradisi masyarakat adat ini lah yang patut menjadi percontohan dan solusi atas masalah-masalah pemanasan global dan perubahan iklim yang belakangan menjadi sorotan. Berkehidupan tanpa mengeksploitasi alam adalah kunci dari keseimbangan dan kelestarian alam dan umat manusia. Layaknya penegakan hukum adat berserta denda adat dan ritual yang perlu dilakukan bagi pelanggar hukum adat, demi menjaga keseimbangan alam dan kehidupan, aturan dan sanksi yang tegas dari pemerintah pun perlu dilangsungkan demi mempertahankan kelestarian ekosistem dengan segala isinya untuk generasi anak cucu kita kelak.

33 comments

  1. Aku setuju banget mba, the real hero penjaga hutan dan alam itu memang masyarakat adat. Mereka paham betul fungsi guna hutan bagi kelangsungan hidup manusia, harus dilestarikan, bukan dirusak.

    ReplyDelete
  2. Yess.. banget ini. Masyarat adat memang berperan penting dalam menjaga hutan dan alam. Itu karena mereka bijak dalam memanfaatkan hutan, jadi hutan terus member manfaat.
    Mereka juga belajar dari hewan-hewa yang hidup di dalam hutan ya, Mbak. Misalnya, kalau satu hewan melakukan sesuatu di luar kebiasaannya, pasti ada tanda apa.

    ReplyDelete
  3. Bener banget kak masyarakat adat membantu melestarikan ekosistem hutan ya jadi pengen ke badut juga dehh

    ReplyDelete
  4. Aku sering lihat vlog2 dan video tayangan TV gitu mengenai masyarakat adat. Dari kebiasaan sehari2 dan kebergantungan hidupnya dengan alam tuh keren banget. Mereka memanfaatkan namun sekaligus melestarikan hutan. The real hero memang ^^ semoga manusia yg nggak bertanggungjawab merusak hutan sadar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar kak,
      Nah ini yang seharusnya dicontoh, kalau memanfaatkan hasil hutan, maka jaga dan rawat juga hutan dengan baik ya

      Delete
  5. Salut dengan masyarakat adat yang sebenarnya sudah besinergi dengan alam dalam setiap aspek kehidupan.
    Selanjutnya tugas kita melanjutkan terutama yang bernilai budaya tinggi seperti membatik, tenun, songket, dll

    ReplyDelete
  6. Masyarakat adat juga erat kaitannya dengan perubahan iklim ya. Karena mereka yang secara langsung menjaga hutan karena hutan itu seperti supermaket bagi mereka. Cuma sayangnya mereka sering terdiskriminasi di wilayahnya sendiri.

    ReplyDelete
  7. Setuju, Kak! Mereka paling pandai menjaga lingkungan dan gak terpengaruh sama modernisasi yang kebanyakan mengakibatkan kerusakan hutan dan lingkungan

    ReplyDelete
  8. Bersyukur dengan adanya masyarakat adat. Mereka memiliki peran yang besar. Mereka memilikijasa besar menjaga kelestarian alam dan lingkungan

    ReplyDelete
  9. Masyarakat adat yang terus ada hingga sekarang ini menjadi teladan buat kita bagaimana melestarikan alam, karena kita bergantung pada alam ini maka kita pula yang harus merawatnya

    ReplyDelete
  10. Setuju banget, kita patut bersyukur melihat masyarakat adat yg hidupny jauh dari kota sangat2 menjaga alam dan hutan kita sehingga masa depan kita tetap terjaga yaa

    ReplyDelete
  11. salutt dehhh banyak yang mau berbagi dan menyebarkanluaskan peran masyarakat adat untuk menjaga alam dan tradisi.

    Mba Wulan kalau ke Bali, hubungi saya yaa, nnti saya ajak ke salah satu desa yang masih memegang teguh tradisi dan mempercayakan alam 100% untuk membuat produk yang ramah lingkungan

    ReplyDelete
  12. Masyarakat adat yang mendiami hutan yang luas di Indonesia, berperan aktif ikut melestarikan hutan kita.

    ReplyDelete
  13. Seharusnya kita mendukung upaya pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat adat, yang secara langsung jaga dan melestarikan kekayaan alam
    Yuk dukung dengan kemampuan terkecil sekalipun demi keberlangsungan kehidupan yang lebih baik untuk generasi yang akan datang

    ReplyDelete
  14. keberadaan masyarakat adat sangat membantu kelestarian hutan kita yaa. Semoga semakin banyak masyarakat yang sadar untuk menjaga kelestarian hutan, amiin

    ReplyDelete
  15. Masyarakat adat harus dilindungi ya mbak karena merekalah penjaga hutan, sekaligus yang melestarikan adat turun temurun. Sudah hampir 10 tahun saya tinggal di Bali, rasanya sangat takjub dengan budaya mereka yang mempertahankan kearifan lokal. Ada subak, sawah teras sering atau baju adat yang mereka kenakan, menjadi tradisi yang harus dilestarikan.

    ReplyDelete
  16. Gerakan Pulang Kampung dan Sekolah Adat itu penting sih. Selain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa juga untuk melestarikan tradisi masyarakat adat..

    ReplyDelete
  17. Setujuu sih, mereka lah real heronya ya kak. Karena kalau ngga ada mereka, ngga ada yang menjaga keseimbangan alam

    ReplyDelete
  18. Ternyata masyarakat adat juga sekolah juga ya. Jadi mereka mengenal baca tulis. Jadi tidak terbelakang. Ada sekolah adat juga. Bahkan ada 86 sekolah adat di seluruh nusantara

    ReplyDelete
  19. Keberadaan masyarakat adat memabg turut aktif dalam menjaga alam, karena mereka tinggal di sana rasa memilikinya jauh lebih besar dari yg jauh dari alam (hutan)

    ReplyDelete
  20. Setuju mbak
    Masyarakat adat adalah the real hero menjaga hutan dan alam
    Dengan kearifan lokalnya mereka mengelola hutan secara bijak

    ReplyDelete
  21. Masyarakat dengan segala keunikannya berjasa besar untuk kelestarian alam kita. Transfer teknologi perlu dilakukan secara cermat agar tidak mengubah pola pemikiran generasi mudanya..

    ReplyDelete
  22. Pengen bisa ke kampung Baduy, dulu waktu tau awal awal adanya kampung Baduy yang "terisolasi" bikin penasaran, sampai bertahan dari generasi ke generasi bahkan sampai sekarang.
    Dan tradisi yang berbeda juga bikin penasaran.
    Masyarakat adat punya andil besar terhadap kelestarian alam ya

    ReplyDelete
  23. masyarakat adat baduy itu salah satu yang aku kagumi deh mba.. dan udah lama banget aku kepengin ke sana, tapi belum kesampaian. sekarang kayaknya sudah semakin dibatasi yaa

    ReplyDelete
  24. keren gerakan pulang kampung nih, untuk masyarakat adat ternyata da ya pemudanya yang ke kota. artinya mereka juga mengenyam pendidikan kan ya .btw wuih banget rebutan lahan y mbak bisa sampai bunuh membunuh gitu ,ngeri

    ReplyDelete
  25. salah satu konsekuensi masyarakat modern adalah terkikisnya falasafah hidup masyarakat adat. mau gak mau emang pasti terjadi karena ini dampak dari teknologi. tapi bijaknya emang masyarakat modern tetap mempertahankan apa yang sudah masyarakat adat lakukan sejak dahulu kala terutama dalam hal menjaga bumi.

    ReplyDelete
  26. Yesss setuju mereka adalah real hero yg ikut menjaga kelestarian hutan dan budaya adat istiadat bangsa Indonesia yg adi.luhung (gusti yeni)

    ReplyDelete
  27. Betul kak. Masyarakat Adatis The Real Hero Penjaga Hutan dan Alam karena selain dekat dengan alam. Mereka juga meiliki gaya hidup ramah lingkungan. Sehingga kondisi iklim yang bersih akan terus terjaga

    ReplyDelete
  28. Apa jadinya hutan jika tanpa bantuan masyarakat adat untuk melestarikannya ya kak. Semoga hutan kita terjaga kelestariannya. Aamiinn

    ReplyDelete
  29. Masyarakat adat memang the real hero ya, Mbak. Secara tidak langsung mereka menjaga keseimbangan alam.

    Setelah baca ini, saya baru tahu tentang sekolah adat. Terima kasih insightnya, Mbak

    ReplyDelete
  30. Setuju sekali kak. Semoga bisa mengunjungi dan belajar langsung dengan masyarakat adat :D

    ReplyDelete
  31. Sepertinya aku baru pertama kali berkunjung ya. Dan aku suka tulisanmu Mba. Pemilihan diksi dan wawasan soal masyarakat adat. Lain kali mungkin bikin artikel tersendiri soal kalender Jawa dan Sunda ttg bercocok tanam boleh kali ya Mba hehe. Soalnya penasaran banget, kalo dituturkan sama orang yang terlibat langsung dengan budaya Indonesia lebih ngena daripada cari2 di internet

    ReplyDelete
  32. Aku penasaran sm geometri fraktal di batik, ternyata bener2 warisan leluhur itu banyak konsep2 yg ternyata melahirkan sesuatu yaa

    ReplyDelete

your comment awaiting moderation