It's Okay Not to be Okay in Our Daily Life

Belakangan, ketika usia kian bertambah, circle pertamanan semakin mengerucut hingga terlampau cepatnya mood swing mengganggu emosi membuatku bertanya-tanya, "aku kenapa?"

Seringkali, aku merasa over thingking, what's wrong with me, what's wrong with my life? What's wrong with people around me, till I am thinking about why my love-life-story is so suck!

Sampai akhirnya aku menemukan drama korea yang sepertinya relate dengan pertanyaan dan kegundahanku selama ini, dan mungkin saja relate dengan kondisi dan perasaan orang-orang lain di luar sana, It's Okay not to be Okay.

It's Okay to Not Be Okay

Sejak trailer drama ini berseliweran di Netflix, aku sudah penasaran dengan drama ini, ceritanya terasa dekat dengan dinamika permasalahan sehari-hari. Berkali-kali aku menonton drama ini bersama temanku sembari memperbincakan lesson learned yang kita dapatkan dari tayangan ini. Thanks to Netflix Party facilities along this quarantine phase!

Dari It's Okay not to be Okay, kami seakan merefleksikan emosi jiwa yang tidak stabil di umur kami yang sudah berada di ujung 20-an. Pun, aku menerima bahwa mood swing ku selama ini mungkin disebabkan oleh terlalu banyaknya permasalahan atau pun ke-over thinking-an aku selama ini terhadap hal-hal yang sepele. Karena pada dasarnya, aku cenderung lebih memilih diam dibandingkan meluapkan cerita sekaligus emosi yang terpendam. And it's not good for our mental health really.

Di masa-masa karantina mandiri ini pun, tanpa aktivitas sosialisasi di luar tempat tinggal dan kantor, membuat ku tersadar betapa pentingnya peran teman cerita, dari hal yang remeh temeh hingga masalah yang sangat membebani pikiran. Sempat suatu waktu, aku merasakan emosi yang tak terkontrol dan tidak bisa kuceritakan kepada orang lain, akibatnya? Aku menghindar dari keramaian tempat tinggal dan meluapkan emosi dalam tangis yang tak terhenti. Hingga memukul-mukulkan tanganku ke tembok hingga lebam! Akhirnya aku pun memutuskan membeli portable boxing sebagai sarana meluapkan emosi sekaligus olahraga, hehe.

Mungkin, kondisiku yang seperti ini mirip dengan karakter Gang-tae dalam drama ini, sedari kecil senantiasa memendam perasaannya dan berlagak kuat untuk menjaga Sang-tae oppa. Hingga akhirnya, Ia bisa membuka diri kepada Ko Mun-yeong dan perlahan menyalurkan emosinya.
It's okay not to be okay, and it's okay to tell your story with others, sama seperti Gang Tae kepada Ko Moon Yong dan Jae-soo, teman dekatnya sedari kecil.

Salah satu quote yang menarik dan melekat di kepalaku saat ini kurang lebih adalah "tidak apa-apa dua orang lemah bersatu, mereka akan saling menguatkan satu sama lain untuk bertahan hidup alih-alih (tidak bisa) bertahan hidup sendiri dalam kelemahan."

Satu hal lagi yang menarik dari tayangan ini, yang mungkin saja terlewat sebagai lesson learned yang bisa kita petik. Aku melihat, tokoh-tokoh perempuan dalam drama ini gigih mengejar cintanya, mulai dari Ko Mun-yeong yang secara tegas dan blak-blakan mengungkapkan perasaannya kepada Gang-tae sejak awal, Soon-deok (Ibu Joo-ri) yang mengejar cinta suamiya, hingga Joo-ri yang memendam cintanya pada Gang-tae namun secara perlahan mengutarakan cintanya. Ko Munyeong dan Ibu Joo-ri berhasil mendapatkan pasangannya dengan perjuangan yang mereka lakukan. Maybe, it's kind of aggresive, but I appreciate all of those women whom fight for their truly love, to gain their happiness. Mungkin kita bisa mempertimbangkan untuk menetapkan kriteria prioritas pasangan kita seperti apa, dan ketika kita menemukan sosok ini, usahakanlah! Try our best.
Last but not least, let's appreciate our self, love our self. It's kind of my self mantra in the middle of my consciousness.



A post shared by Wulan (@hallowulandari) on

45 comments

  1. Sukaaaaak banget Drakor ini.tp aku blm selesai nonton, waktu itu memang sengaja nunggu sampe serialnya tamat, baru Ditonton, supaya bisa dimarathonin :D.

    Kayaknya bakal susah move-on sih selesai namatin ini ntr. Udh kliatan dari cerita beberapa temen yg msh susah utk nonton drakor lain hahahaha :D.

    Kisah tentang penyakit mentalnya, bikin aku makin ngerti dan simpati untuk perjuangan orang2 yg mengalami ini. Terlebih utk orangtua/Kaka/sodara yang harus merawat anak mereka yang mengalami ini. Ga mudah pastinya :( .

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya banget kak, aku di beberapa episode terakhir tuh nangis banget parah! Siapin perasaanya yaa pas nonton ini haha. Ayoo diselesaiin marathon nya! haha

      Iya, ternyata mental health issue tuh masih awam banget kan buat kita, dan banyak yang harus dipelajari, disikapi nih, tapi jangan sampe self diagnose soal mental issue deh :)

      Delete
  2. Kalau kita selalu merasa baik-baik saja, perlu dipertanyakan juga sih kejujurannya. Benar kita benar-benar baik-baik saja atau sedang mencoba merasa baik-baik saja. Sedih ya sedih, kecewa ya kecewa, punya masalah ya wajar, tapi kalau berusaha mengelak dengan kita bilang baik-baik saja, justru ini akan jadi penyakit. Masalahnya ditenggelamkan bukan diselesaikan. Suatu saat, bisa kan ya muncul ke permukaan lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya ya kita harus nrimo kalo kita punya emosi yang up and down, dan perlu banget buat diatasi, perlu mahamin emosi diri sendiri dan belajar self-healing biar bisa tenang

      Delete
  3. Ku fokus ke lesson learned yang ini : tidak apa-apa dua orang lemah bersatu, mereka akan saling menguatkan satu sama lain untuk bertahan hidup alih-alih (tidak bisa) bertahan hidup sendiri dalam kelemahan....wah, bener banget!!
    Dan tentang dua perempuan yang memperjuangkan cintanya kusetuju jika itu bukan agresif tapi memang "Try their best!"
    Drama yang keren memang!

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba, aku tuh kan selama nonton drakor ini tuh netflix party ya sama temen, kita selalu deh komen di setiap scene yg menarik dan bisa jadi lesson learned. Emang kita harus belajar survive dan try our best to survive dan dapeting pasangan yang emang diinginkan ya haha

      Delete
  4. Ya ampun drakor ini berkeliaran di mana-mana, tapi aku belum nonton. Sepertinya menarik ya kak tema cerita yang diangkat. Eh tapi, memang sejak di rumah aja kadang suka ada aja yang dipikirin ya kak. Karena biasa main dan nggak memikirkan ini dan itu terus tiba-tiba nggak ada kegiatan dan banyak waktu untuk mikirin ini dan itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya ntin, nonton deh, kaya menampar kita deh, yang keliatannya dari luar baik-baik aja, realitanya ga begitu, masing-masing orang struggle dengan isunya masing-masing

      Delete
  5. Daku malah belum sempat nih nonton drakor ini. Penasaran juga dengan ulasan yang diberikan oleh teman-temans. Soalnya kalau nonton ini harus fokus, nggak boleh kelewat, sayang kan, haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya coba tonton deh mba, cakep banget deh buat refleksi isu-isu keseharian

      Delete
  6. Aku malah belum pernah nonton drakor ini mba cuma ada tugas menulis di komunitas dengan tema ini. Duh rasanya memang menggambarkan aku banget. Ketika orang atau mungkin keluarga seakan menuntut kesempurnaan lalu apakah kita akan menuruti keinginan mereka. Tapi aku berontak akan hal itu. Mungkin tak ada yg menguatkanku namun diri sendirilah yg menguatkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah iya, terkadang keluarga aja ga tau kan kondisi emosi dan pikiran kita tuh kaya gimana. Actually who trully know who we are ya kita sendiri, tapi kita harus jujur sama kondisi diri kita, nerima-cerita-berbagi-dan cari solusinya

      Delete
  7. Drakor nih ceritanya mengharu biru ya mbak..makanya hrs pnya waktu khusus spy bisa nonton filmnya yg berseri2 kalo disambi mlh ga asyik ya hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sih, apalagi di episode-episode akhir wah itu udah bawang bombay banget deh ampe nangis-nangis aku juga nontonnya

      Delete
  8. Belum sempat nonton drakor ini nih beneran jadi tmbah penasaran hbs baca artikel.mbak Wulan

    ReplyDelete
  9. Wahh beberapa waktu lalu aku juga bahas soal ini dari sisi psikologis. Meskipun belum nonton filmnya, tapi keren banget untuk kampanye soal selaf care dan awareness terhadap kesehatan mental.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya betul mba, aku pun jadi merasa sadar buat take care of my self first secara mental, karena yang paling tau kondisi mental kita ya kita sendiri kan

      Delete
  10. Wah, ada referensi drama korea. Dari yang dibaca di blog ini sepertinya seru. Saya suka dengan quotenya mbak

    Tidak apa-apa dua orang lemah bersatu, mereka akan saling menguatkan satu sama lain untuk bertahan hidup alih-alih (tidak bisa) bertahan hidup sendiri dalam kelemahan."
    Keren

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kan, klo hidup sendirian tuh berasa tertekan dan merasa lemah terus, kalau ada "teman hidup" tuh berasa aja lebih kuat jalanin rupa rupa rintangan hidup cmiiw

      Delete
  11. Sejatinya aku penasaran pengen nonton juga. Tapi ya belum ada waktunya. Btw, bisa ditonton di netflix aja kah? Atau di platform lain juga ada

    ReplyDelete
    Replies
    1. so far di netflix sih mba aku tau nya, ga ngecek-ngecek yg lain soalnya hoho

      Delete
  12. Harus nonton nih saya. Di Youtube sudah ada belum ya. Kebetulan belum punya netflix.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah kayanya belum deh mba, coba di web gitu kali ya barangkali ada

      Delete
  13. Aku ga suka nonton film sih... drakor juga engga tapi baca2 reviewnya memang suka jadi bikin penasaran deh...hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. heheh iya mba emang menarik sih drakor ini, terus hiburan mu selama ini pas corona apa mba jadinya?

      Delete
  14. Pengen banget nonton ini karena baca review yang berseliweran di medsosku itu pada bilang bagus bangeeeet! Bisa nonton ini di platform mana lagi ya?
    Drakor lagi demen bikin story yang relate sama kehidupan kita ya, bikin kita para penontonnya ga merasa sendiri kalau mengalami suatu hal...

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku taunyaaa di netflix sih mba, iyaa ihh drakor belakangan banyak banget sisipin isu social life yang relate sama kondisi sekarang yaaa

      Delete
  15. Ahh ini drakor favorit aku di tahun ini...
    Duh jadi kangen moon moon lovers deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehhe iyaa mba, moon moon lovers pemainnya mereka juga mba?

      Delete
  16. aku suka banget drakornya. ngena banget diaku dan banyak banget pembelajarannya. jadi bisa ngatur emosi aku

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya parah sih,, aku sampe nangis-nangis di ujung seasong dong :(

      Delete
  17. Belum nonton, thanks sudah mau berbagi sedikit isi ceritanya kak. Sepertinya perlu ditonton bersama orang yang memang sedang dalam keadaan "not okay". Supaya bisa menjadi inspirasi.

    ReplyDelete
  18. Aku suka banget drama Korea ini. Gak melulu bahas cinta-cintaan, tapi setiap episode mengulik penyakit kejiwaan dari setiap pasien di rumah sakit jiwa. Baguuuuusssssss!!!! #bekindtoyourself

    ReplyDelete
  19. Saya juga tipe yg lebih memilih diam dan pura2 ngerasa baik ketimbang meluapkan cerita sekaligus emosi yang terpendam, dan emang ini ga baik. Apalagi di saat pandemi kayak gini, jadi jarang ketemu deket yg nyaman buat diajak ngobrol langsung.

    Alasan nonton drakor ini dulu karena salah baca pemerannya, kirain Kim So-hyun ternyata Kim Soo-hyun. Untung bagus drakornya hihi.

    ReplyDelete
  20. drama ini memang seruu. apalagi dongen bikinan moon young juga suka bikin nyesek sebagai anak dan orang tua. sayang banget setelah drama ini pemeran utama ceweknya malah kena skandal padahal karirnya lagi naik banget

    ReplyDelete
  21. Wah drama-drama selalu sukses mengaduk emosi penontonnya ya, Kak. Eh, ngomong-ngomng habis berapa box tissue nih buat nonton nih film ,kak.

    ReplyDelete
  22. Saya juga sama melihat tokoh perempuan disini sangat gigih memperjuangkan cintanya

    ReplyDelete
  23. Kemarin film ini sempat virL di twitter, cuma aku belum dapat cuitan yang pas mengenai film ini. Tapi setelah membaca hasil review ini kok sepertinya bagus daaannn ih kok permasalahannya pas banget ya sama keadaan yg sekarang. Aaa sukaaa, makasih reviewnya kak. Otw nonton nih

    ReplyDelete
  24. Sebuah tontonan yang menunjukkan realitas di masyarakat sebenarnya. Terkait ketidakstabilan emosi ketika menginjak usia awal 20-an. Sya juga pernah mengalami turbulensi ini, dan memang perlu belajar berulang kali untuk bisa memahami fenomena ini.

    ReplyDelete
  25. Cukup booming juga ini series. Di lingkaran pertemanan film saya juga banyak yang membicarakannya. Tapi saya cuma diam menyimak, karena belum nonton. Hehe

    ReplyDelete
  26. Baguuusss ini dramanya. Aktingnya Seo Ye Ji juga keren banget! Bikkn baper, bikin nangis, dan terharu. Unsur psikologinya kental banget. Jadi banyak hikmah yang bisa dipetik.

    ReplyDelete
  27. kalau dari drama its okay not tobe okay ini ada 2 tipe orang yang ditonjolkan. kalau ko moon yong yang ekspresif emosi tanpa mempedulikan orang lain jadi terkesan barbar. sementar gang tae yang terlalu memikirikan orang lain jadi tidak mempedulikan diri sendiri. akhirnyamereka saling melengkapi ya

    ReplyDelete
  28. Aku juga udah nonton drakor ini. Yang jadi perhatianku justru buku cerita anak karya Penulis Ko. Agak serem buat anak-anak. Tapi itulah kehidupan nyata. Sampai2 aku tertampar dengan kalimat2 di buku crita anak karya nya.

    ReplyDelete
  29. Halo sesama drakor lover 🤭
    Dari film inj, yg masih suka aku praktikkan waktu gang tae nenangin mon young dg menyilangkan tangannya di dada. Itu cukup membantu di aku

    ReplyDelete

your comment awaiting moderation