Summary of Political Public Relations, News Management and Agenda Indexing by Paul S. Lieber and Guy J. Golan

Oleh Siti Wulandari (219121011)
Mahasiswa Pasca Sarjana Komunikasi Korporat
Universitas Paramadina

Selama peradaban sejarah, pesan-pesan politik telah diformulasikan dan disebarluaskan dengan tujuan persuasif. Para komunikator politik berupaya menggunakan strategi dan taktik relasi media dan manajemen media untuk menyampaikan pesan-pesan politik tersebut. Paul S. Lieber dan Guy J. Golan dalam tulisannya berupaya untuk menggali dan mengeksplorasi political public relations yang sesuai dalam agenda penyebaran pesan- pesan politik persuasif melalui kanal-kanal media.


Menurut Stromback dan Kiousis dalam Lieber dan Golan (2011, 54) menyebutkan bahwa political public relations merupakan proses manajemen yang dilakukan oleh individu maupun organisasi untuk tujuan politik, melalui komunikasi dan tindakan yang disengaja, berupaya untuk memengaruhi, membangun, memelihara hubungan dan reputasi yang bermanfaat dengan publik kunci untuk membantu mendukung misinya dan mencapai tujuannya. Fokus political public relations diarahkan kepada aktor-aktor politik, kampanye politik, kelompok dengan minat khusus seperti firma lobi, hubungan antar tokoh-tokoh tersebut, dan hubungannya dengan beragam publik kunci termasuk publik massa. Dalam political public relations, relasi media serta strategi dan taktik media menjadi sangat krusial.

Political Public Relations

Relasi publik baik dalam konteks politik maupun tidak, merupakan hubungan yang dibangun melalui kanal-kanal komunikasi dengan segmen publik yang berbeda-beda. Untuk memahami publik kunci dan menjalankan strategi serta taktik media, Dewey (1927) menyusun definisi publik dan dikembangkan oleh J. Grunig & Hunt (1984), J. Grunig & Repper (1992), dan Vasquez & Taylor (2001) menjadi 4 tipe publik yakni non publik, publik laten, publik sadar dan publik aktif. Keempat kelompok publik ini mungkin saja tidak hanya dijangkau oleh media yang berbeda, namun mereka juga mencari sendiri media yang sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga, strategi manajemen berita dan relasi media perlu memperhatikan perbedaan kelompok publik ini yang memilih jenis media yang berbeda-beda dalam memilih jenis media dan jenis pesan yang ingin disampaikan. Pendekatan relasi publik ini membantu aktor politik mengindetifikai kelompok publik yang berbeda-beda dan mengidentifikasi cara membangun, mengevaluasi dan menjaga hubungan dengan beragam jenis publik.

Contigency theory melihat hubungan publik pada persuasi yang cair, hingga menunjukan respon-respon komunikasi krisis mulai dari total advokasi hingga total akomodasi. Dalam komunikasi politik, adanya praktik-praktik pertukaran relasional dilakukan untuk mencapai konsensus publik. Contingency theory of public relations relevan dengan hubungan aktor politik dengan media serta strategi-strategi media tradisional dan moderen. Teori ini membantu aktor politik untuk memilih strategi yang cocok terhadap jenis publik yang berbeda- beda mulai dari total akomodasi hingga total advokasi.

Subsidi informasi merupakan seluruh upaya yang dilakukan praktisi relasi publik untuk mengurangi harga pada informasi tertentu untuk meningkatkan konsumsi dari informasi tersebut. Dengan kata lain, subsidi informasi merupakan nilai tukar dalam perdagangan informasi. Subsidi informasi ini menjadi konten untuk membangun agenda building. Agenda building berupaya untuk mengeksplorasi proses dan tindakan yang dapat membentuk agenda media. Dalam agenda building menyediakan kerangka teori dalam menangani relasi media dan manajemen berita. Dalam agenda building, subsidi informasi merupakan hal yang sangat penting dalam membangun agenda media. Subsidi informasi yang dilempar ke publik dan menjadi suatu isu yang dianggap penting oleh publik, maka akan puli disoroti dan menjadi agenda media. Perlfof (1998, 234) menyebutkan bahwa agenda building dapat dimanfaatkan oleh seorang pembuat kebijakan untuk mengarahkan dan melempar suatu isu yang berkaitan dengan agenda kebijakan utama dengan menggunakan media untuk mengarahkan opini publik, dalam hal ini diharapkan akan memengaruhi agenda kebijakan. Teori agenda building dan subsidi informasi membantu aktor politik untuk memahamai bagaimana membangun agenda media melalui penggunaan subsidi informasi yang berbeda-beda.

Indexing theory memprediksikan liputan media massa biasanya dibatasi oleh praktik jurnalistik dalam membatasi liputan media untuk mencerminkan sumber-sumber resmi. Hasil dari indexing bergantung pada berbagai sumber resmi yang mempromosikan berbagai isu. Agenda indexing merupakan dimensi ketiga dari proses agenda bulding. Dalam melakukan penyampaian isu, agenda building juga harus mengukur efek indexing dari subsidi informasi yang disediakan oleh para elite dalam membentuk jangkauan liputan media massa. Agenda indexing dapat membantu aktor politik untuk memahami mekanisme jurnalis mencari atau menerima subsidi informasi dari berbagai aktor politik. Agenda indexing bergantung seberapa layak suatu isu diberitakan, berbagai sumber potensial dari perspektif media dan berdasarkan penilaian media siapa yang menjadi sumber utama dan penyedia subsidi informasinya.

Relasi media dan manajemen berita dalam konteks political public relations digunakan untuk membangun relasi dengan menggunakan media. Semakin komunikator politik bergantung dengan media untuk memengaruhi publik, maka semakin penting peran relasi media dan manajemen berita. Berdasarkan konsep-konsep yang telah diuraikan, penggabungan komunikasi politik dan relasi publik menjadi political public relations, dapat berperan penting dalam mengindentifikasi alat hubungan media, manajemen berita, upaya persuasi, mencapai nilai strategis dan dampak potensial pada lingkungan politik yang lebih besar sehingga dapat memengaruhi kepercayaan publik terhadap lembaga, pengetahuan politik dan keterlibatan serta partisipasi politik.

Fenomena sosial terkini di Indonesia yang sesuai dan dapat dianalisa dengan political public relations adalah kasus wabah corona yang mulai menjadi sorotan dan perhatian publik Indonesia pada awal bulan Maret 2020. Fenomena ini menjadi sorotan setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya dua warga Indonesia di Depok, Jawa Barat yang positif corona pada Senin, 2 Maret 2020.
Pasca pengumuman tersebut, wabah virus corona menjadi sorotan media dan perhatian publik. Dalam hal ini Presiden Jokowi menunjuk Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto sebagai pimpinan komando penanggulangan wabah virus corona di Indonesia serta Achmad Yurianto, seorang dokter militer, yang menjadi juru bicara penanganan corona. Dalam menghadapi wabah virus corona, pemerintah Indonesia melalui kedua pejabat yang bertugas tersebut senantiasa melakukan konferensi pers setiap hari untuk memberikan informasi terkini terkait kondisi pasien positif corona serta pencegahan dan penanggulangan wabah virus corona yang sudah masuk ke Indonesia. Dengan demikian, pemerintah telah melakukan subsidi informasi secara pro-aktif.

Pemberitaan wabah virus corona disertai dengan edukasi cara-cara mencegah penularan virus serta mempelajari gejala yang ditimbulkan jika terkena virus corona telah menjadi viral dan menjadi agenda publik dan agenda media. Para kelompok publik sadar dan publik aktif turut serta menyebarluaskan pemberitaan dan arahan dari pemerintah. Bahkan, muncul konten-konten kreatif mulai dari meme dan video tiktok untuk menjelaskan cara mencegah penularan virus corona dengan rajin mencuci tangan, cara-cara mencuci tangan dengan baik dan benar dan edukasi perbedaan gejala pilek biasa, influenza dan virus corona.

Pemberitaan wabah virus corona pun ditunggangi dengan isu-isu hoaks dan rumor yang membuat kegaduhan di tengah masyarakat. Adanya berita hoaks dan rumor menyebabkan panic buying bagi masyarakat yang kurang paham mengenai cara-cara pencegahan, penanggulangan virus corona yang dapat ditangkal dengan imunitas tubuh. Menurut Menteri Komunikasi dan Informasi, Johnny G. Plate, terdapat 162 kasus hoaks terkait corona. Menanggapi hal tersebut, Presiden Joko Widodo membuat pesan kepada masyarakat melalui sebuah video yang mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak panik dan takut terhadap virus corona. Hal ini berdasarkan pada laporan penelitian yang menyebutkan tingkat kesembuhan pasien virus corona sangat tinggi sebesar lebih dari 97%. Hal yang lebih mengkhawatirkan dari virus corona justru rasa cemas, panik hoax dan rumor yang menyesatkan. Beragam tindakan pemerintah dalam menanggapi wabah virus corona dengan menggunakan berbagai jenis media merupakan aktualisasi dari political public relations.


DAFTAR PUSTAKA
  • Lieber, P. S., Golan, G. J. (2011). Political Public Relations Principles and Applications. In Stromback, J., Kiousis, S. (Ed). Political Public Relations, News Management and Agenda Indexing (pp. 54-74). New York. Routledge.
  • Futty, Y., Saleh, Ummi H. (2020, Maret 2). Pernyataan Jokowi: 2 Warga Indonesia Positif Terkena Virus Corona. Suara.com. Diakses dari https://www.suara.com/video/2020/03/02/130013/pernyataan-jokowi-2-warga- indonesia-positif-terkena-virus-corona.
  • Kompas Online. Penguman Mendadak Jokowi yang Kejutkan Pasien Positif Corona. (2020, Maret 4). https://nasional.kompas.com/read/2020/03/04/08051361/pengumuman- mendadak-jokowi-yang-kejutkan-pasien-positif-corona?page=all.
  • Kompas TV. 4 WNI Terjangkit Corona di Jepang Sembuh! (2020, Maret 4). Diakses dari
  • https://www.kompas.tv/article/69631/4-wni-terjangkit-corona-di-jepang- sembuh?fbclid=IwAR3Ath80iQSHpxZvSoQP6PlTQC30EB3fkcczpVdICFDnQAU uvnLiwTXIV0U.
  • Thohirin. (2020, Maret 6). ‘Enggak Usah Takut Virus Corona.’ CNN Indonesia. Diakses dari
  • https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200306073706-20-480994/enggak-usah-takut-virus-corona.
  • VisualTV Live. Viral! 2020, Maret 4. Dokter Bagikan Video Cara Cuci Tangan Pakai Aplikasi

No comments

your comment awaiting moderation