Ketika "Caya" Luruh Menjadi Abu

 Ketika rasa hati hanya dipenuhi dengan kasih, sayang dan kebahagiaan, dan mengelakan apa itu rasa sakit, pahit dan getir, saat itu lah mata dan hatimu akan tertutup.

Mengelakan sesuatu yang objektif dan logis namun tak ingin kau enyam kebenarannya.

Di matamu Ia selalu benar, tanpa cela.

Kesalahannya? Selalu kau tolerir.

Hingga akhirnya hati yang dipenuhi dengan kasih, sayang dan kebagiaan itu robek menjadi hati yang remuk redam.

Kepercayaan yang sepenuhnya kau taruh di tangannya, kemudian caya itu hancur berkeping-keping dan luruh jatuh ke tanah menjadi abu.

Di akhir, baru kau rasakan pahit getir akibat kepercayaan yang ternodai oleh setitik nila.

No comments

your comment awaiting moderation