Financial Planning: 01. Pay the Bill

Semakin beranjak dewasa pelan-pelan aku menyadari pentingnya financial planning untuk mengatur aliran uang masuk dan uang keluar setiap bulannya, jangan sampai deh terjerumus dalam gaya hidup "lebih besar pasak dari pada tiang," dan harus meminjam-minjam uang untuk sekadar memenuhi ego gaya hidup, aku tekankan yaa, meminjam untuk ego gaya hidup bukan untuk urusan-urusan produktif atau pun karena suatu hal yang tidak bisa dihindari, musibah misalnya.

Sejak pertengahan 2019, aku sudah mulai rutin membuat catatan keuangan ku karena aku pernah sekali terjerumus dalam fase boros, seboros borosnya! Bayangkan saja, pernah suatu kali, aku memang sedang mendapatkan limpahan rejeki, aku mendapatkan dua kali lipat jumlah pendapatan karena adanya pemasukan freelance project dan aktivitas endorse baik dari sosmed atau pun blog. Dan kau tau kemana larinya uang itu? Seluruh pendapatanku tersebut habis untuk hura-hura! Hura-hura belanja, jalan-jalan dan jajan ini itu. Tak sepeser pun diendapkan untuk tabungan! Hmmm, menyesal tentunya! Dua digit pendapatanku waktu itu, terasa sia-sia untuk konsumtif semata. Memang yaa, kadang terasa tertampar sama petuah "easy come, easy go." 

Pada saat itu, mungkin aku merasa, tambahan-tambahan uang itu terasa mudah didapatkan sehingga aku dengan seenak hatinya membelanjakan uang tersebut tanpa perhitungan dan tidak berpikir panjang, terlebih lagi aku belum memulai pencacatan rutin keuanganku. Tapi ya udah lah ya, nasi sudah menjadi bubur, dan aku percaya always any lesson learned in every things in our life, setelah kejadian tersebut ya aku akhirnya menjadi rajin melakukan pencatatan keuangan dan berusaha membuat financial plan jangka pendek dan jangka panjang.

Dibeberapa tulisan blog ku, sesekali sudah pernah ku bahas ya bagaiamana mamak ku mendidik anak-anaknya untuk giat belajar dan mengatur keuangan dengan berinvestasi ke emas, sawah atau lahan yang bisa bermanfaat dan memberikan keuntungan jangka panjang. Karena didikan mamak ku sedari kecil juga, aku akhirnya bisa cukup hidup mandiri sejak mulai bekerja di usia 22 tahun, bisa menyisihkan sedikit rejeki untuk orang tua, dan pelan-pelan merealisasikan mimpi-mimpi untuk punya rumah sendiri di tanah rantau.

Financial Plan Jangka Panjang: Punya aset untuk hari tua

Akhirnya aku mulai memformalkan bentuk laporan keuanganku sejak awal 2020 dan menyimpannya di Google Drive, supaya bisa aku akses dimanapun, kapanpun dan tidak terlupakan untuk terus memperbarui catatan tersebut. Paling tidak aku menyusun laporan kuanganku seperti tabel di bawah. Aku memilah-milah, pos pengeluaran utama bulanan yang harus aku bayarkan setiap tanggal 1 dan kebetulan sekali saat ini aku pun selalu mendapatkan gaji kantor di tanggal 1, jadinya 01. Pay the bill, hehe! Tanggal 1 adalah tanggal dimana uang gajian masuk rekening dan langsung menyebar ke seluruh pos-pos pengeluaran bulanan hahaha. Tidak sampai tengah hari, pendapatanku sudah terkuras untuk membayar biaya-biaya bulanan, hahhaha, kadang suka kesel tapi ya itu lah cara ku untuk disiplin mengatur keuangan supaya tidak terlanjur terpakai untuk belanja-belanja yang diluar budget.

Rincian pos pengeluaran bulanan yang harus aku bayarkan setiap bulan antara lain cicilan-cicilan untuk merealisasikan mimpi rumah sendiri, biaya kuliah karena aku memilih metode pembayaran bulanan ya alih-alih membayar lunas per semester, ga cukup uangnya tsayyy! hahahaha, BPJS kesehatan untuk diri sendiri dan orang tua, biaya kontrol gigi (behel), asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, tagihan pasca bayar, spotify, juga netflix. Setelah menghitung pengeluaran bulanan barulah aku menyusun anggaran belanja untuk kebutuhan makan dan menyisihkan sebagain uang (jika ada sisa LOL) ke tabungan/investasi reksadana. Kenapa kalau ada sisa? Ya karena, alhamdulillah aku berusaha untuk mencari tambahan-tambahan pendapatan lain di luar gaji kantor, dengan memanfaatkan aset-aset digital yang aku miliki, seperti sosmed (Instagram, Twitter, Facebook, TikTok) dan blog untuk mengerjakan kegiatan-kegiatan endorsement. 

Neraca Financial Plan ala Wulan

Aku juga rajin mencatat sumber-sumber pendapatan yang aku peroleh setiap bulan, baik dari gaji, bonus atau pun invoice-invoice kegiatan endorsement. Pencatatan kegiatan endorsement ternyata harus teliti dilakukan, supaya tidak terlewat dan terlupakan, alih-alih pembayaran invoicenya terlambat dan kita lupa untuk melakukan follow up pembayaran ke pihak agency atau brand yang bekerjasama dengan kita.

Belanja kebutuhan pokok

Selain pencatatan pos pengeluaran wajib bulanan dan pencatatan pendapatan aku pun melakukan pencatatan pengeluaran harian dan mengelompokannya ke kategori-kategori makanan, transportasi, hiburan, kesehatan, skincare/make up/body care, dll sesuai kebutuhan, sehingga di akhir bulan kita bisa membuat laporan prosentase pengeluaran tersebesar yang kita keluarkan di bulan tersebut. Tentunya dengan pencatatan harian ini kita bisa mereview apakah pengeluaran kita sudah on the track dengan rencana keuangan atau belum dan bisa menjadi acuan perbaikan di bulan berikutnya.


26 comments

  1. Setuju banget sama tulisan ini..
    Oia, sedikit sharing, kl gw, gw setiap di awal bulan udah buat bates maksimal dari setiap pos pengeluaran..
    Misalnya pos pengeluaran konsumsi maksimal 10%, pos buat seneng2 maksimal 5%, dll.. jadi biasanya di tiap bulan, pas udah mulai masuk ke pertengahan bulan, udah keliatan apa pengeluaran gw di tiap pos masih jauh dari bates maksimal atau udah hampir sampe di bates maksimal..
    Lumayanlah buat ngontrol..hehe..

    Btw, nice sharing!

    ReplyDelete
  2. Menurutku financial planning penting banget, sayangnya di sekolah kurang diajarin tentang ini jadinya mayoritas dari kita masih awam akan financial planning. Aku juga baru ngeh belum lama ini. Berasa kecolongan gak sih. Tapi at least udah mulai belajar terlebih tentang aset dan investasi. Meski aku belum bikin catatan begini sih paling garis besarnya aja. Mager aja. Hehehe. Bye the way semoga aset makin berkembang ya sis.

    ReplyDelete
  3. wadaaauw, aku yg anak akuntansi aja males bgt bikin pengeluaran bulanan gini. hahaha. selalu berhenti di tengah bulan. Krn tau ga punya catetan, yah jd lbh tau diri aja, buat amanin pengeluaran rutin dl. Jadi di awal bulan, biasanya lebih ketat buat kurangin jajan & belanja, karena uda terkuras ma pengeluaran rutin, baru deh di minggu ke-3 mulai mantau saldo, klo masi memungkinkan buat jajan, barulah dipake. Eniwei, thx buat sharingnya yah.

    ReplyDelete
  4. Kalau aku pencatatan pengeluaran dan pemasukan masih memanfaatkan aplikasi Money Manager kak, anaknya males bikin excel gitu hehe

    Tapi ya gitu, baru sebatas pencatatan aja belum ke tahap menganalisa dll jadi berasa gitu-gitu aja. Tapi karena suka catet pengeluaran, jadi kalau pas mau jajan hedon suka lihat catatan dulu, kalau bulan ini udah kebanyakan yaudah nggak jadi deh

    Yang pengen banget dicoba tuh investasi kaya emas atau raksadana gitu tapi masih belum paham, jadi cuma deposito aja kalau aku mah. Mau dong kak ajarin reksadana gitu

    ReplyDelete
  5. Sangat penting untuk membuat perencanaan keuangan. Salah satunya untuk mengetahui duit kita lari atau habis untuk apa aja.
    apalagi sekarang ada hape, marketplace dan mobile banking. Ketiga hal itu adalah hasil sebuha konspirasi untuk keuangan kita..hahahaha

    ReplyDelete
  6. Dulu aku pernah si fase catat mencatat ini. Sekarang kok males lagii. Dulu sama kayak kakak aku juga pernah di fase boncos. Pertama gara2 traveling abis itu masih gatahu diri belanja2 terus. Tabungan baru pulih setelah 4 bulan. Paling enggak bisa napas lagi waktu itu.

    ReplyDelete
  7. Literasi Finansial itu emang perlu banget si, saya dari tahun 2019 bener-bener bikin catetan pemasukan dan pengeluaran biar jelas dan tepat, dan juga kalo bisa waajib nyisihin buat ditabung ke dana darurat dll.

    ReplyDelete
  8. sebagai orang yg kerja di bidang keuangan, buat pos2 penerimaan dan pengeluaran emang penting banget. bisa buat bahan evaluasi kita juga ya kak tiap bulannya. btw kakak pake excel ya, ga coba pake aplikasi2 yg ada di hp. emang buat pake format sendiri tuh lebih enak ya kak..

    ReplyDelete
  9. Aku setuju banget untuk membuat pencatatan dan perencanaan seperti ini. Setidaknya ini sebagai rem kendaraan keuangan kita. Aku juga pernah ngerasain kebablasan mengeluarkan uang begitu besar ketika dapat rezeki yang lumayan juga. Dan akhirnya malah ngerasa kok cepet bgt ya. hahaha. Semoga aku juga bisa terapin hal ini ya, thanks for sharing kak

    ReplyDelete
  10. Post yang sangat menarik sekali Mba Wulan, financial planing memang sangat diperlukan apalagi, dan sesegera mungkin harus dipahami, supaya pepatah "Lebih besar pasak daripada tiang" bisa dihindari, sekali lagi Terima kasih banyak Mba

    ReplyDelete
  11. Aku pun masih belajar financial planning kak, karena penting biar nanti punya rencana masa depan lebih baik

    ReplyDelete
  12. Detail sekali ya pencatatan keuangannya. Dulu juga pingin buat catatan pengeluaran, tapi setelah 1-2 bulan gak lanjut karena mager. Huhuhu..

    Dan emang sih, gue pun termasuk boros. Pas lg dapet penghasilan yg gede2nya malah bingung itu duit kmn aja ya larinya.

    ReplyDelete
  13. waaah setuju banget, kalo ngga dicatet kadang suka kaget sendiri...loh...koq uangnya udah habis? pada kemana aja?

    kebablasan jajan onlen hahahahahha

    makasih sharingnya beb

    ReplyDelete
  14. Keren banget! Emang penting sih financial planning ini. Pas gajian tiba memang sih langsung kekuras ini itu, tapi kalo gak gitu ya gak disiplin ya dan setelah baca artikel blog lo ini gua jadi pengen buat yang detail gini deh biar kecatat semua.

    ReplyDelete
  15. Pencatatan daily expense, setelah direkap selama sebulan, bisa jadi acuan buat bikin plan cost bulanan, tahunan. Terus pencatatan berikutnya lebih ke controlling jangan sampai lebih dari plan cost per keranjang cost. Saya sudah lakukan belasan tahun, alhamdulillah gak punya utang (atau utang ter-manage), dan gak pernah kelewatan bayar bill karena gak ada uang. Kalau kelewatan krn lupa ya ada saja.

    Ini bukan karena uangnya banyak, tapi lebih karena ter-manage dengan baik. Ini gara-gara Ligwina Hananto.

    ReplyDelete
  16. Aku setuju banget. Aku pun menerapkan ini. Jadi tau ke mena tuh uang-uang kita keluarnya. Dan untuk investasi aku juga setuju. Nice article.

    ReplyDelete
  17. Sama dong kak dari aku kecil juga udah diajarin mama buat nabung atau beli barang buat investasi jangka panjang kayak emas.

    Aku sendiri biasanya tiap bulan selalu bikin list apa aja yg aku hrs bayar dan beli. Trs pas terima gaji langsung tuh taro duit ditabungan dulu. Klo udah baru deh bayar ini itu

    ReplyDelete
  18. Selalu salut sama temen-temen yang udah rapi manage keuangan gini. Apalah daya aku yang belum bisaa wkwkwk

    ReplyDelete
  19. Bener banget kak, jangan sampai pengeluaran lebih besar dari pendapatan. Apalagi sampe hutang buat nurutin gaya hidup. Duh! Serem!

    Aku juga lagi mulai rutin nih catet keuangan biar lebih bisa mengatur pengeluaran dan nggak boros banget. Kalau nggak dicatet tuh terasa banget kalau ngegampangin.

    ReplyDelete
  20. Senangnya jika sejak muda sudah melakukan financial planning begini. Salut! Keren sekali, kak. Inspiratif dirimu!
    Aku saat single banyakan self love, jadi uang nyaris habis buat nyenengin diri, meski syukurnya ga sampai pinjam sana-sini. Maka awal dari istri dan enggak punya pendapatan sendiri sempat shock. Astaga, ini uang belanja yang dikasih suami secara bulanan kok cuma kayak titipan. Awal bulan bayar itu-ini, terus diatur sampai kebutuhan sebulan tercukupi. Kayak lewat aja apalagi pas anak dah makin besar...hiks (malah curhat kwkw)
    Memang benar dengan pencatatan keuangan kita bisa pantau kemana larinya hasil kerja keras kita biar ga bablas aja

    ReplyDelete
  21. Di umur-umur kaya kita ini emang kudu detil ga sih sist rekap laporan keuangan. Sejujurnya, gue pun melakukan hal itu hahaha. Kaya bayar domain dan hosting aja yang bayarnya tahunan tetap disisakan di tempat lain per bulannya, jadi pas tagihan tahunan ga langsung ambil dari bulan dimana tagihan itu datang.

    Aduh kan calon bini dan mamak yaa kitaah, kudu detil masalah beginian biar idup kelak enak. Aaamiin.

    Hahaha.

    Seneng deh ada yang sama juga buat pencatatan se-detil ini. Terbaik deh emang my sister

    ReplyDelete
  22. Ikhtiar yang bagus ini kak Wulan, Financial Planing 01: pay by bill. Dengan komitmen dan konsisten semoga lebih banyak hal yang dapat kak Wulan capai. Sepanjang hal tersebut membuat kakak lebih nyaman dan tidak justru membatasi diri kita secara humanistic ya.

    ReplyDelete
  23. Pengalaman memang selalu bisa menjadi guru terbaik ya..dan hebatnya kakak langsung dapat menyadarinya dan mengambil pelajaran darinya, lalu bangkit! Keren sekali⭐⭐⭐
    Dan financial plan juga awareness memang penting dan perlu sekali ya.. Dan kakak sudah mulai melakukannya dengan sangat profesional sekali ya nampaknya memang..ah keren pake banget itu namanya🌞
    Nice sharing, thanks for sharing it
    kak🤩😊

    ReplyDelete
  24. Pengalaman memang selalu bisa menjadi guru terbaik ya..dan hebatnya kakak langsung dapat menyadarinya dan mengambil pelajaran darinya, lalu bangkit! Keren sekali⭐⭐⭐
    Dan financial plan juga awareness memang penting dan perlu sekali ya.. Dan kakak sudah mulai melakukannya dengan sangat profesional sekali ya nampaknya memang..ah keren pake banget itu namanya🌞
    Nice sharing, thanks for sharing it
    kak🤩😊

    ReplyDelete
  25. Wah aku merasa terdampar banget sih ketika membaca kalimat diawal, karena aku juga pelakunya. Huft. Kayanya perasaan gampang mendapatkan uang itu salah satu boomerang yang menghancurkan deh

    ReplyDelete
  26. Hmm itu pasti setelah fase boros, uang habis untuk hura-hura, pasti nyeselnya puol yah kak?
    Pernah mengalami juga soalnya. 😆
    Tapi itu fase pembelajaran menurutku. Setelah itu. Ketat buanget mengatur alur larinya uang dan mengutamakan untuk inves kedepan.
    Salut sama kk yang sadar di usia lebih muda dari waktu saya sadar akan financila planning. Terus semangat yah kak dalam disiplin financial planning.

    ReplyDelete

your comment awaiting moderation